https://merauke.times.co.id/
Olahraga

Luis Enrique Ukir Sejarah Liga Champions bersama PSG, Samai Rekor Pep Guardiola

Minggu, 01 Juni 2025 - 12:06
Luis Enrique Ukir Sejarah Liga Champions bersama PSG, Samai Rekor Pep Guardiola Pelatih PSG, Luis Enrique sebagai pelatih kedua dalam sejarah yang mampu meraih treble—Liga, Piala, dan Liga Champions—dengan dua tim berbeda.

TIMES MERAUKE, JAKARTA – Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Luis Enrique, mencatatkan namanya dalam sejarah sepak bola Eropa setelah membawa PSG meraih gelar Liga Champions perdana mereka dengan kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan.

Kemenangan ini menjadikan Enrique sebagai pelatih kedua dalam sejarah yang mampu meraih treble—Liga, Piala, dan Liga Champions—dengan dua tim berbeda, menyamai capaian mantan rekan setimnya di Barcelona, Pep Guardiola.

Sebelumnya, Enrique meraih treble bersama Barcelona pada 2015. Kini, ia mengulangi prestasi itu bersama PSG, yang akhirnya berhasil mewujudkan mimpi mereka menjadi juara Eropa, mengungguli pencapaian era Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe yang gagal meraihnya.

Dalam pertandingan final yang digelar Sabtu malam atau Minggu (1/6/2025) dini hari WIB, Desire Doue menjadi bintang dengan mencetak dua gol, sementara permainan PSG secara keseluruhan tampil dominan sejak menit awal.

Enrique memuji intensitas dan determinasi tinggi yang ditunjukkan para pemain mudanya, termasuk kontribusi luar biasa dari Ousmane Dembele yang tampil tanpa lelah.

Usai laga, Enrique tampak emosional. Ia mengenakan kaus bergambar mendiang putrinya, Xana, yang meninggal karena kanker pada 2019 saat berusia sembilan tahun. Para suporter PSG juga memberikan penghormatan dengan mengibarkan spanduk besar bergambar Xana, sebuah momen yang membuat Enrique tak kuasa menahan haru.

“Saya sangat bahagia. Momen ini sangat emosional, terutama dengan spanduk dari para fans untuk keluarga saya,” kata Enrique. “Tapi saya selalu memikirkan putri saya.”

Enrique juga mengungkapkan bahwa meskipun laga sangat penting, ia berusaha tetap tenang dan fokus demi membantu para pemain mengelola tekanan.

“Seorang pelatih harus bisa mengendalikan emosinya. Kami menyiapkan final ini dengan ketenangan, agar antusiasme bisa diarahkan pada tempat yang tepat. Sekarang, kami bisa menikmatinya dan membawa trofi ini pulang ke Paris.”

Ia pun tak lupa memberikan apresiasi kepada para pemain dan staf Inter Milan atas sikap sportivitas mereka yang tetap berada di lapangan usai peluit akhir dibunyikan.

“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Inter. Mereka menunjukkan rasa hormat kepada kami di akhir laga. Itu pelajaran penting—bagaimana menerima kekalahan dengan terhormat.” (*)

Pewarta : Wahyu Nurdiyanto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Merauke just now

Welcome to TIMES Merauke

TIMES Merauke is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.