https://merauke.times.co.id/
Berita

Luas Tanam Padi Capai 32 Ribu Hektare, Pertanian Masih Jadi Tulang Punggung Pacitan

Senin, 15 Desember 2025 - 10:45
Luas Tanam Padi Capai 32 Ribu Hektare, Pertanian Masih Jadi Tulang Punggung Pacitan Petani di Kabupaten Pacitan mengandalkan padi sebagai komoditi utama yang menyangga ketahanan pangan daerah. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES MERAUKE, PACITAN – Sektor pertanian masih memegang peran kunci dalam menopang perekonomian Kabupaten Pacitan. Di tengah tantangan iklim yang kian tak menentu dan biaya produksi yang terus berfluktuasi, para petani tetap bergerak menjaga produksi pangan daerah.

Sepanjang Januari hingga awal Desember 2025, luas tanam berbagai komoditas pangan strategis di Pacitan tercatat cukup tinggi. Padi masih menjadi komoditas utama, disusul jagung dan sejumlah tanaman pangan lain.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso, menyebut luas tanam padi selama periode tersebut mencapai 32.725 hektare. Angka ini, menurutnya, mencerminkan konsistensi petani Pacitan dalam menjaga ketahanan pangan daerah.

“Luas tanam Januari sampai awal Desember 2025 untuk padi mencapai 32.725 hektare. Jagung 8.504 hektare, kedelai 277 hektare, dan kacang tanah 5.884 hektare,” ujar Sugeng Santoso, Senin (15/12/2025).

Selain padi dan jagung, petani Pacitan juga mengembangkan berbagai komoditas pangan lainnya. Ubi kayu ditanam di lahan seluas 10.306 hektare, ubi jalar 45 hektare, kacang hijau 106 hektare, sorgum 4 hektare, serta aneka jenis umbi-umbian lain dengan total luasan 1.423 hektare.

Meski sebagian komoditas memiliki luasan yang relatif kecil, Sugeng menilai diversifikasi tanaman tetap penting. “Ini bagian dari upaya menjaga keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan lokal,” katanya.

Perkebunan Tetap Konsisten

Tak hanya sektor tanaman pangan, kinerja sektor perkebunan Pacitan juga terbilang stabil dari tahun ke tahun. Berdasarkan data luas areal, produksi, dan produktivitas komoditas perkebunan tahun 2023, total luas areal perkebunan mencapai 40.493 hektare, dengan total produksi lebih dari 37,4 juta kilogram.

Komoditas kelapa masih menjadi andalan utama. Pada 2023, kelapa butiran tercatat memiliki luas areal 23.631 hektare dengan produksi mencapai 21,27 juta kilogram. Produktivitasnya berada di kisaran 1.380 kilogram per hektare per tahun.

Selain kelapa butiran, gula merah dari kelapa juga menyumbang produksi cukup besar, yakni lebih dari 10,8 juta kilogram, meski ditanam di areal yang lebih terbatas.

Cengkeh menjadi komoditas penting berikutnya. Produksi bunga cengkeh pada 2023 mencapai 266 ribu kilogram dengan luas areal hampir 8.000 hektare. Tak hanya bunga, daun kering dan minyak cengkeh juga menjadi sumber nilai ekonomi tambahan bagi petani.

Komoditas lain seperti kopi, kakao, jambu mete, kapuk randu, aren, lada, nilam, kapas, hingga tembakau turut melengkapi struktur perkebunan Pacitan. Pada 2023, produksi kopi tercatat lebih dari 404 ribu kilogram, sementara kakao mencapai 410 ribu kilogram.

Produksi 2024 Relatif Stabil

Memasuki tahun 2024, sektor perkebunan Pacitan menunjukkan kinerja yang relatif stabil. Total luas areal perkebunan tercatat sekitar 40.378 hektare, dengan total produksi mencapai 37,61 juta kilogram.

Kelapa kembali menjadi penyumbang produksi terbesar. Produksi kelapa butiran pada 2024 meningkat menjadi lebih dari 21,30 juta kilogram, dengan produktivitas mendekati 1.382 kilogram per hektare per tahun. Produksi gula merah dari kelapa juga mengalami kenaikan tipis dibanding tahun sebelumnya.

Cengkeh masih bertahan sebagai komoditas unggulan kedua. Produksi bunga cengkeh pada 2024 tercatat 266 ribu kilogram, relatif stabil dibandingkan 2023.

Sementara itu, komoditas nilam justru mencatat produktivitas cukup tinggi. Pada 2024, produksi nilam mencapai lebih dari 1,17 juta kilogram, dengan produktivitas di atas 9.100 kilogram per hektare per tahun.

Kinerja positif juga terlihat pada komoditas tembakau. Produksi tembakau pada 2024 mencapai 447 ribu kilogram, meningkat signifikan seiring bertambahnya luas tanam hingga hampir 470 hektare.

Perkebunan Rakyat Menguat

Data rinci tahun 2024 menunjukkan pemisahan yang lebih jelas antara komoditas kelapa dalam dan kelapa genjah. Produksi kelapa dalam butiran tercatat mencapai 21,3 juta kilogram, sementara gula merah dari kelapa menembus angka 10,9 juta kilogram, dengan produktivitas yang terus membaik.

Di sektor cengkeh, potensi hilirisasi juga mulai terlihat. Selain bunga, produksi daun kering cengkeh tercatat lebih dari 2,59 juta kilogram, sedangkan minyak cengkeh mencapai hampir 39 ribu kilogram.

Sugeng Santoso menegaskan, seluruh data tersebut menjadi dasar penting dalam perencanaan kebijakan pertanian dan perkebunan ke depan.

“Angka-angka ini menjadi pijakan kami untuk menyusun program peningkatan produksi, pendampingan petani, serta penguatan hilirisasi komoditas unggulan Pacitan,” ujarnya.

Tantangan Masih Mengintai

Meski capaian produksi tergolong positif, tantangan sektor pertanian Pacitan belum sepenuhnya hilang. Perubahan iklim, keterbatasan air di musim kemarau, serta fluktuasi harga hasil pertanian masih menjadi pekerjaan rumah.

Ke depan, DKPP Pacitan menargetkan penguatan infrastruktur pertanian, optimalisasi lahan, serta peningkatan nilai tambah hasil panen. 

"Harapannya, sektor pertanian tak hanya kuat dari sisi produksi, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani," pungkas Sugeng. 

Dengan luas tanam padi yang tetap tinggi dan sektor perkebunan yang konsisten, pertanian Pacitan diharapkan terus menjadi penyangga ekonomi daerah sekaligus menopang ketahanan pangan di wilayah selatan Jawa Timur. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Merauke just now

Welcome to TIMES Merauke

TIMES Merauke is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.